Senin, 14 Oktober 2013

Realita Sosial


Realita Sosial

Pagi hari ini cuaca sangat dingin. Dengan terburu-buru saya langsung masuk kamar mandi karena saya sudah telat. Setelah mandi, sholat, berpakaian rapih, dan sarapan saya langsung berangkat kerja. Seperti biasa saya berangkat kerja dengan menggunakan kereta api. Sebelum sampai  ke stasiun, saya harus naek ojek terlebih dahulu. Sesampai di stasiun, saya langsung menuju loket untuk membeli karcis. Setelah mendapatkan karcis, dan diperiksa petugas saya langsung masuk. Setelah menunggu beberapa menit keretanya belum juga datang, dengan mulai gelisah saya bertanya kepada petugas untuk mengetahui posisi kereta yang akan saya tumpangi. Tiba-tiba terdengar pengumuman bahwa kereta yang akan saya tumpangi mengalami gangguan karena ada rel yang sedang diperbaiki oleh petugas. Dengan rasa kecewa saya langsung keluar dari stasiun menuju jalan raya untuk memilih naik bis. Karena hari ini merupakan hari senin jadi jalanan macet bukan hal yang aneh lagi buat saya. Dengan pelan bisnya mulai jalan sambil melihat-lihat setiap gang apakah ada calon penumpang. Setelah beberapa menit bis jalan tiba-tiba naek seorang anak kecil pengamen berpakaian lusuh, kotor, dan tidak memakai sandal. Ditangannya ada sebuah botol kecil yang sudah diisi pasir sebagai alat musik untuk mengikuti nyayiannya. Dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dia mulai bernyanyi. Walaupun lagunya aneh didengar karena memang suaranya tidak bagus, saya akhirnya memberikan uang logam karena merasa kasihan. Setelah dia menerima uang dari penumpang yang ada di bis dan mengucapkan terimakasih, dia langsung melompat dari bis. Perlahan-lahan saya mulai ketiduran. Tiba-tiba saya terbangun karena ada suara yang sangat keras, dan ternyata suara itu adalah seorang pemuda yang sedang mengamen diiringi oleh gitarnya. Setelah sampai tujuan akhirnya saya menghentikan bis, dan langsung turun tanpa menghiraukan pengamen tersebut. Sebelum sampai tempat kerja saya harus berjalan kaki beberapa meter terlebih dahulu. Sepereti biasa di kiri kanan jalan ada beberapa pengemis. Ada nenek-nenek yang sudah tua, ibu yang menggendong bayi, dan anak kecil tanpa alas kaki telah duduk di trotoar toko sambil meletakkan mangkok kecil di depannya. Saya meletakkan uang di mangkok tersebut, dengan sedikit tersebut pengemis tersebut mengucapkan terimakasih sambil menunduk. Setelah beberapa menit berjalan kaki akhirnya saya sampai juga di tempat kerja. Dengan mengganti seragam kerja saya mulai mengerjakan tugas yang harus saya kerjakan. Waktu istirahat tiba, saya langsung kekantin untuk memesan makanan. Setelah selesai makan, saya langsung sholat dan sebentar beristirahat. Kemudian saya melanjutkan perjaan saya sampai selesai. Setelah semua selesai dan hari telah sore saya besiap untuk pulang. Dengan berjalan kaki saya langusung menuju jalan raya untuk menuggu bis. Tiba–tiba hujan deras mulai turun, dengan sedikit berlari saya menuju halte yang terdekat. Sambil menunggu hujan berhenti, saya memperhatikan anak-anak kecil yang sedang menawarkan payung kepada penumpang yang turun dari bis. Mereka dengan riangnya menyambut hujan deras tersebut sambil sesekali becanda dengan temannya yang lain. Tanpa alas kaki, bahkan ada yang tidak memakai baju. anak-anak tersebut berlari di tengah jalan untuk menyeberangi jalan raya setelah mengantarkan penumpang yang turun dari bis ke tempat tujuannya. Dengan mulai penasaran saya memanggil anak tersebut dan memintanya untuk mengantarkan saya ke halte yang berada diseberang jalan. Dia memberikan payungnya kepada saya, dan mengikutinya dari belakang. Anak tersebut berjalan dibelakang saya tanpa menggunakan payung. Sesampai di halte saya memberikan uang dua ribuan, anak tersebut menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Sambil menunggu bis, saya membuka tas dan mengambil handpone untuk melihat apakah ada pesan masuk. Ketika sedang asyik membaca pesan, tiba-tiba anak kecil mengagetkan saya. Dia bertanya apakah saya mau ojek payung, dengan tersenyum saya menjawab tidak. Dengan rasa penasaran saya bertanya kepada anak tersebut alasan dia bekerja sebagai ojek payung. Dengan polos dia menjawab, bahwa dia ingin mencari uang tambahan untuk sekolah. Sungguh berat kehidupan yang ditanggung anak kecil tersebut, seharusnya dia menikmati masa anak-anaknya di rumah dengan teman seumurannya,tapi dia harus bekerja demi untuk kehidupannya.

Selasa, 01 Oktober 2013

Sebatang Pohon



Sebatang  Pohon
Dari jauh begitu indah
Dari dekat begitu nyata
Menari diiringi angin kencang
Seakan terlihat kebahagiaan yang sempurna
Daunnya yang rimbun memberikan keteduhan
Akarnya yang kuat bisa menjadi obat
Bunganya memberikan keindahan
Buahnya memberikan kesegaran
Dahannya memberikan kehidupan
Begitu banyaknya manfaatnya yang nyata
Ketika hujan mulai turun
Dia menari dengan riangnya
Seakan kebahagiaan telah datang
Daunnya mulai berguguran
Menandakan dia telah berganti  daun
Pohonnya mulai membesar
Menandakan dia telah mulai dewasa
Begitulah kehidupannya