Realita
Sosial
Pagi hari ini cuaca sangat dingin. Dengan
terburu-buru saya langsung masuk kamar mandi karena saya sudah telat. Setelah mandi,
sholat, berpakaian rapih, dan sarapan saya langsung berangkat kerja. Seperti biasa
saya berangkat kerja dengan menggunakan kereta api. Sebelum sampai ke stasiun, saya harus naek ojek terlebih
dahulu. Sesampai di stasiun, saya langsung menuju loket untuk membeli karcis. Setelah
mendapatkan karcis, dan diperiksa petugas saya langsung masuk. Setelah menunggu
beberapa menit keretanya belum juga datang, dengan mulai gelisah saya bertanya
kepada petugas untuk mengetahui posisi kereta yang akan saya tumpangi. Tiba-tiba
terdengar pengumuman bahwa kereta yang akan saya tumpangi mengalami gangguan
karena ada rel yang sedang diperbaiki oleh petugas. Dengan rasa kecewa saya
langsung keluar dari stasiun menuju jalan raya untuk memilih naik bis. Karena hari
ini merupakan hari senin jadi jalanan macet bukan hal yang aneh lagi buat saya.
Dengan pelan bisnya mulai jalan sambil melihat-lihat setiap gang apakah ada
calon penumpang. Setelah beberapa menit bis jalan tiba-tiba naek seorang anak
kecil pengamen berpakaian lusuh, kotor, dan tidak memakai sandal. Ditangannya
ada sebuah botol kecil yang sudah diisi pasir sebagai alat musik untuk
mengikuti nyayiannya. Dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dia mulai
bernyanyi. Walaupun lagunya aneh didengar karena memang suaranya tidak bagus,
saya akhirnya memberikan uang logam karena merasa kasihan. Setelah dia menerima
uang dari penumpang yang ada di bis dan mengucapkan terimakasih, dia langsung
melompat dari bis. Perlahan-lahan saya mulai ketiduran. Tiba-tiba saya
terbangun karena ada suara yang sangat keras, dan ternyata suara itu adalah
seorang pemuda yang sedang mengamen diiringi oleh gitarnya. Setelah sampai
tujuan akhirnya saya menghentikan bis, dan langsung turun tanpa menghiraukan
pengamen tersebut. Sebelum sampai tempat kerja saya harus berjalan kaki
beberapa meter terlebih dahulu. Sepereti biasa di kiri kanan jalan ada beberapa
pengemis. Ada nenek-nenek yang sudah tua, ibu yang menggendong bayi, dan anak
kecil tanpa alas kaki telah duduk di trotoar toko sambil meletakkan mangkok
kecil di depannya. Saya meletakkan uang di mangkok tersebut, dengan sedikit
tersebut pengemis tersebut mengucapkan terimakasih sambil menunduk. Setelah beberapa
menit berjalan kaki akhirnya saya sampai juga di tempat kerja. Dengan mengganti
seragam kerja saya mulai mengerjakan tugas yang harus saya kerjakan. Waktu istirahat
tiba, saya langsung kekantin untuk memesan makanan. Setelah selesai makan, saya
langsung sholat dan sebentar beristirahat. Kemudian saya melanjutkan perjaan
saya sampai selesai. Setelah semua selesai dan hari telah sore saya besiap untuk
pulang. Dengan berjalan kaki saya langusung menuju jalan raya untuk menuggu
bis. Tiba–tiba hujan deras mulai turun, dengan sedikit berlari saya menuju
halte yang terdekat. Sambil menunggu hujan berhenti, saya memperhatikan
anak-anak kecil yang sedang menawarkan payung kepada penumpang yang turun dari
bis. Mereka dengan riangnya menyambut hujan deras tersebut sambil sesekali
becanda dengan temannya yang lain. Tanpa alas kaki, bahkan ada yang tidak
memakai baju. anak-anak tersebut berlari di tengah jalan untuk menyeberangi jalan
raya setelah mengantarkan penumpang yang turun dari bis ke tempat tujuannya. Dengan
mulai penasaran saya memanggil anak tersebut dan memintanya untuk mengantarkan
saya ke halte yang berada diseberang jalan. Dia memberikan payungnya kepada
saya, dan mengikutinya dari belakang. Anak tersebut berjalan dibelakang saya
tanpa menggunakan payung. Sesampai di halte saya memberikan uang dua ribuan,
anak tersebut menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Sambil menunggu bis,
saya membuka tas dan mengambil handpone untuk melihat apakah ada pesan masuk. Ketika
sedang asyik membaca pesan, tiba-tiba anak kecil mengagetkan saya. Dia bertanya
apakah saya mau ojek payung, dengan tersenyum saya menjawab tidak. Dengan rasa
penasaran saya bertanya kepada anak tersebut alasan dia bekerja sebagai ojek
payung. Dengan polos dia menjawab, bahwa dia ingin mencari uang tambahan untuk
sekolah. Sungguh berat kehidupan yang ditanggung anak kecil tersebut,
seharusnya dia menikmati masa anak-anaknya di rumah dengan teman seumurannya,tapi
dia harus bekerja demi untuk kehidupannya.